Khutbah Jum'at: Generasi Muda yang Shaleh, Buah dari Pendidikan - Long Life Education

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Friday, May 17, 2013

Khutbah Jum'at: Generasi Muda yang Shaleh, Buah dari Pendidikan


Generasi Muda Yang Sholih, Buah Dari Pendidikan

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ، وَنَعُوذُ بِاللهِ تَعَالَى مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللهُ لَهُ نُوْرًا فَمَا لَهُ مِنْ نُوْرٍ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَةً ضِعَافًا. (النساء: 9).
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ. وَأَحْيِنَا اَللَّهُمَّ عَلَى سُنَّتِهِ وَأَمِتْنَا عَلَى مِلَّتِهِ. وَبَعْدُ؛
فيا أيها الحاضرون، اتقوا الله حق تقاته، إن الله لمع المتقين
Jamaah jama’ah rahimakumullah
Bulan Mei di negara kita Indonesia merupakan bulan pendidikan. Karena setiap tanggal 2 Mei diperingati sebagai hari pendidikan nasional. Masalah pendidikan tentunya tidak terlepas dengan anak-anak kita sebagai generasi muda penerus perjuangan orang tua, penerus bangsa dan agama. Maka hal itu mendorong khotib untuk ikut menyampaikan masalah kepemudaan dan pendidikan.
Hadirin rohimakumullah
Umumnya kebanyakan orang menginginkan agar kelak anak-anaknya dapat menjadi anak yang shalih, dan setelah dewasa mereka dapat membalas jasa kedua orang tuanya. Hal itu sangatlah pantas dan wajar, sebab anak merupakan aset yang tak ternilai harganya bagi orang tua, bukan hanya di dunia, tapi sampai ke akhirat kelak. Terkait dengan ini, mari kita simak kembali sebuah hadits riwahat Muslim berikut ini:
إذَا مَاتَ بْنُ آدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ، صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ.
Artinya: “Jika wafat anak cucu Adam, maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga: Sadaqah jariah atau ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang selalu mendoakannya.” (HR.Muslim)
Dari matan hadits tersebut tampak jelas bahwa salah satu aset berharga yang hasil investasinya dapat dirasakan selama-lamanya adalah anak sholeh yang mendoakan orang tuanya.  Dan kesholehan seorang anak bukanlah terjadi secara kebetulan, tapi merupakan  hasil dari pendidikan. Baik pendidikan yang kita berikan di rumah, di sekolah dan lain-lain. Dengan pendidikan yang baik, tercetaklah genersi muda yang baik dan berkualitas, dengan pemuda yang berkualitas unggul, berbagai keunggulan di masa mendatang bukanlah sesuatu yang mustahil untuk diraih dengan gemilang.
Maka dari itu, obsesi para orang tua yang baik haruslah diiringi dengan usaha nyata dan tepat untuk merealisasikannya. Khotib katakan dengan usaha yang nyata dan tepat karena sering dijumpai tidak ada keselarasan antara harapan dengan usaha yang dilakukan. Ingin memiliki generasi penerus yang unggul, tapi usahanya belum mengarah pada keadaan yang bisa membentuk watak dan karakter yang baik. Ingin menjadi generasi yang berkualitas, namun kesungguhan dalam mengikuti program yang mengarah pada perbaikan kualitas masih kurang. Lebih parah lagi jika menerapkan obsesi yang kurang tepat. Begitu banyak orang yang berobsesi menjadi artis, bintang iklan, penyanyi terkenal, atau yang lainnnya. Mereka berpandangan bahwa jika telah menjadi seperti yang diidamkannya itu, kehidupan akan menjadi lebih baik, padahal belum tentu. Memang yang tampak dari luar, kehidupan para artis diliputi dengan serba kecukupan, namun siapa tahu, hatinya kosong dari rasa ketenangan.
Hadirin yang berbahagia, khusunya para generasi muda
Di tangan anda ada harapan, di pundak kalian juga ada tanggung jawab. Ibarat sebuah bisnis, anda adalah aset yang diharapkan oleh para investor menjadi aset yang memmpunyai daya solvabilitas dan rentabilitas yang tinggi.  Maksudnya, anda diharapkan memiliki kemampuan untuk meyelesaikan segala permasalahan umat yang selalu datang silih berganti. Anda diharapkan memiliki kemampuan untuk mendatangkan kemajuan dan perbaikan bagi masyarakat, nusa, bangsa, dan agama tentunya.
Ingatlah firman Allah dalam surat an-Nisa ayat 9 berikut:
 وَلْيَخْشَى الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهْمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللهَ وَلْيَقُوْلُوا قَوْلًا سَدِيْدًا 
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar " (An-Nisa: 9)
Ayat tersebut mengungkapkan secara gamblang bahwa salah satu yang sangat patut dihawatirkan adalah generasi muda yang lemah, baik lemah iman mau lemah secara ekonomi. Ini pertanda terciptanya generasi muda yang kuat merupakan satu keniscayaan demi terwujudnya masa depan yang lebih baik. Untuk  merealisasikannya, pendidikan yang baik dan tepat adalah jawabannya.  
Jamaah jum’at yang dirahmati Allah.
Pendidikan yang baik bukan tercermin pada selembar ijazah dengan tertuliskan kata LULUS. Pendidikan yang baik juga bukan diukur seberapa tinggi nilai yang tertera di dalam raport. Tapi pendidikan yang baik tercermin dari kesatuan antara aspek fisik, intelektual dan spiritual. Ketiganya dicapai melalui perpaduan indah antara tiga sarana pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Keluarga yang baik, tempat sekolah yang baik, dan lingkungan yang baik inilah penghasil generasi muda yang unggul kualitasnya.
Representasi dari ketiganya tidak lain adalah dunia pesantren. Sebab, kyai, asatidz, dan santri adalah satu keluarga besar yang hidup bersama dan saling menularkan karakter-karakter yang baik. Dalam pesantren, proses pengajaran ilmu pengetahuan dilaksanakan secara terpadu dan berkelanjutan. Dan pesantren sekaligus sebagai miniature atau contoh kecil kehidupan masyarakat yang penuh dengan permasalahan dan cobaan.
Maka, tidaklah salah wahai para orang tua ketika menyekolahkan anak-anaknya ke pesantren. Sebab di dalamnya, trilogi pendidikan tersedia secara padu. Tinggal bagaimana dukungan orang tua dan kesiapan hati si anak untuk meyerap semua nutrisi nilai-nilai pendidikan yang tersuguhkan secara prasmanan di dalam lingkungan pesantren. Kesungguhan si santri di pesantren untuk mengambil sebanyak-banyaknya pelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Yakinlah bahwa tidak ada kesia-siaan pada semua yang kalian lihat, kalian dengar, dan kalian rasakan jika berada di lingkungan pendidikan pesantren.
Jama’ah sholat Jum’at rohimakumullah.
Di akhir khutbah singkat ini, khotib berpesan kepada para orang tua ciptakanlah suasana yang mendorong pada perbaikan keadaan para penerus bangsa ini dengan keadaan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat yang baik.
Untuk para generasi muda, ketahuilah bahwa salah satu dari beberapa golongan yang akan mendapatkan naungan dari Allah saat tidak ada naungan kecuali naungan-Nya adalah pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah.
Dan untuk hadirin semua, kewajiban untuk berdakwah demi kebaikan umat bukanlah tugas segelintir manusia, melainkan tanggung jawab kita semua. Tiap individu seharusnya mengambil peran dalam usaha menyerukan keluhuran ajaran-ajaran Islam ke seluruh lapisan masyarakat. Tentunya dengan kemampuan dan kapasitas, serta bidangnya masing-masing. Sebab beramar ma’ruf nahi munkar merupakan keniscayaan bagi kita sebagai umat terbaik yang diciptakan oleh Allah.  
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ... (أل عمران: 110)
بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكـُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِى هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِى وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.






KHUTBAH KEDUA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبِّ اجْعَلْنا مُقِيْمَ الصَّلاَةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنا، رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنا وَلِوَالِدَينا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.  رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

1 comment:

Terima kasih jika Anda bersedia memberikan komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here