Ketersendirian - Long Life Education

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Sunday, June 29, 2008

Ketersendirian

Aku terus memandangi ombak
Gemuruhnya tak jua usik hayalku
Semakin dalam lamunanku
Semakin jelas terlukis parasnya

Ku sapa penuh kasih nan kerinduan
Tiada ku dengar suara dari bibirnya
Ku tepis semua prasangka buta
Ku coba sapa kembali hadirnya
Nanun naasku tak berubah dari semula

Ku sapa kembali dengan penuh kelembutan
Tetap sama seperti sedia kala
Cemasku mulai tampakkan hadirnya
Beraagai prasangka mulai bermunculan


Ku coba tuk kali ketiga
Ku pandangi bibirnya nan tipis merona
Harapkan kata terucap dari mulut nan mungil indah
Kecewaku terulang tuk kali ketiga

Ku lampiaskan kesalku bersama ombak
Merekapun mengerti ku rasa
Lemparan arusnya melebihi batas biasa
Aku sadar akan diri
Masih ada teman curahan hati

Meski tiada suara
Tapi aku faham isyarat hatinya
Lama bayang itu hadir mengusik jiwaku
Kesal dan kecewaku belum jua berlalu
Sejuta tanya masih tersimpan dalam dada

Konsentrasiku pulih perlahan
Bayang itupun sirna diterpa angin pantai menderu
Aku semakin yakin akan dugaan
Masihkah dia bersamaku???

Ismail el_Marzuqi
Lintidu, Sulawesi Tengah: 16 Oct 2006, 04: 46: 44 pm

1 comment:

  1. Eee lumayan hidup puisinya, kalau saya baca puisinya seakan terbawa suasananya di pantai. Pemilihan kata dan imajinari yang berhasil dibangun menjadikan puisi ini lebih hidup, komunikatif dan imajinatif.

    ReplyDelete

Terima kasih jika Anda bersedia memberikan komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here