Kadar seberapa baiknya seseorang itu ditentukan oleh
seberapa dalam ia mengerti ilmu agama. Orang yang dikehendaki baik oleh Allah
Swt. adalah orang yang juga dikehendaki Allah Swt. sebagai seorang yang paham
akan ilmu agama. Nabi Muhammad Saw bersabda,
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا
يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ
Artinya "Barang siapa yg Allah menghendaki kebaikan
baginya maka dia diberikan kefahaman dalam agama”. HR. Bukhori
Jika Allah Swt. menghendaki seseorang menjadi baik maka
Allah Swt. akan memberikan ia pendengaran terhadap al Quran di dalam kalbunya.
Allah Swt. berfirman,
وَلَوْ عَلِمَ اللهُ فِيْهِمْ خَيْرًا
لَأَسْمَعَهُمْ
Artinya: “Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada
mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar”. (QS. Al Anfal: 23)
Tidak hanya bisa mendengar saja, hati pun dapat melihat dan
mengucap. Hati yang mengucapkan al Quran adalah hati yang mentadabbur
lafadh-lafadh al Quran. Oleh karena itu hendaknya seseorang tidak hanya
membacanya dengan lisan saja tapi juga harus membacanya disertai dengan hati
yang memahami maksud-maksud ayat al Quran.
Mendengarkan al Quran dari dalam hati itu bisa menumbuhkan
makna yang dalam dari pada mendengarkanya melalui telinga. Oleh sebab itu orang
yang bisa mendengarkan al Quran dari dalam hatinya berarti ia juga bisa
memahami kandungan dan maksud al Quran. Akan tetapi, orang yang di dalam
dirinya tidak ada kebaikan kemudian Allah memberikan pendengaran ayat-ayatNya
kepada mereka maka ayat-ayat itu tidak akan bisa meresap ke dalam hati mereka
justru sebaliknya mereka akan berpaling dari ayat-ayat Allah Swt. Allah
berfirman,
وَلَوْ أَسْمَعَهُمْ لَتَوَلَّوْا
وَهُمْ مُعْرِضُونَ
Artinya: “Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat
mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri
(dari apa yang mereka dengar itu)”. (QS. Al Anfal : 23)
Ketika mendengar al Quran mereka mendengarnya melalui kuping
saja dan hati mereka menolak. Penolakan dan berpalingnya mereka dari al Qur’an
itu adalah tanda kekafiran mereka.
Allah berjanji kepada orang-orang yang menerima dan
mengamalkan al Quran bahwa Dia akan menganugerahkan kepada mereka dengan
kehidupan yang sejahtera sedangkan orang yang tidak mengamalkan dan berpaling
dari al Quran maka Allah mengancam mereka dengan kehidupan yang sulit. Allah
Swt berfirman,
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ
لَهُ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَي
Artinya: Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka
sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya
pada hari kiamat dalam keadaan buta. (Qs. Thaahaa : 124)
Catatan: Artikel ini disarikan dari ceramah Syaikhina
Maimoen Zubair di acara Maulidiyah PP AL Anwar tahun 2008
Sumber:
ppalanwar.com
No comments:
Post a Comment
Terima kasih jika Anda bersedia memberikan komentar