Budaya corat-coret baju saat pengumuman UN di
Indonesia sperti sudah mendarah daging bagi pelajar. Alasannya mudah dan sepele
ketika mereka ditanya soal mengapa corat-coret baju. “Saking senengnya pak, dah
lulus UN”, “Cuma ikut-ikutan temen, sebab kalau gak pasti dikejar-kejar dan
rame-rame ikut mencoret”, “Ya sebagai solidaritas temen-temen untuk merayakan
keberhasilan melewati UN” dan masih banyak lagi alasan-alasan lain yang bias kita
temui untuk pertanyaan tesebut di atas.
Yang namanya sudah mendarah daging (baca: membudaya)
ya agak susah untuk menghilangkan kebiasaan corat-coret baju seragam setelah
pengumuman UN. Padahal berbagai cara untuk mencegah hal tersebut sudah dicoba
pada tahun sebelumnya. Seperti pengumuman kelulusan UN dihadiri oleh orang tua
saja, pengumumannya lewat media cetak, radio dan lain sebagainya. Namun hal
tersebut belum bisa mencegah aksi para siswa yang suka corat-coret dan
melakukan konvoi masal dengan mengeraskan suara kenalpot motornya. Padahal polisi
pun dan ditempatkan di setiap sudut gang dan jalan-jalan yang kemungkinan besar
dilalui para siswa untuk melancarkan aksi konvoi dan corat-coret baju dan
rambutnya. Terus bagaimana solusinya?
Nah tahun ini ada “jurus” dari Gubernur DKI Jakarta Joko
Widodo atau biasa dipanggil Jokowi yang mungkin bisa menghentikan atau mencegah
aksi corat-coret baju usai pengumuman kelulusan Ujian Nasional.
Mengutip berita dari Antara, Jokowi
mengatakan agar saat pengumuman kelulusan tersebut, para siswa mengenakan
busana daerah.
"Dari pada corat-coret, saya minta Kepala Dinas
Pendidikan, agar saat pengumuman para siswa pakai baju adat. Dari Sabang sampai
Merauke," kata Jokowi dalam acara Pengarahan usai Ujian Nasional di GOR
Bulungan, Jakarta Selatan, Kamis (18/4/2013).
Dia mengatakan bahwa kebiasaan corat-coret baju
tersebut tidak pernah ada di Indonesia. "Bukan adat kita itu,"
katanya.
Dia bahkan meminta para siswa agar mengumpulkan dan
menyumbangkan baju sekolah mereka untuk para adik-adik uang kurang mampu.
"Kan lebih baik dikumpulkan dan diberikan ke
adik-adik yang kurang mampu," katanya.
Selain itu, dia berharap agar para siswa tidak
mencoret-coret fasilitas umum yang ada di Jakarta seperti jalan raya, halte dan
dinding jalan.
Emang udah kudu dirubah mind set siswa kita
ReplyDelete