Pelajaran
Dari Doa Nabi Musa ‘Alaihissalam
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بالله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إلهَ إلا الله وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا
اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ
الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ
مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ
بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا
اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ
فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا
بَعْدُ:
Kaum muslimin,
jamaah Jumat rahimakumullah.
Khatib
mewasiatkan kepada diri khatib pribadi dan kepada jamaah sekalian agar
senantiasa bertakwa kepada Allah. Abdullah bin Ma’ud radhiallahu ‘anhu
mengatakan, takwa adalah:
أَنْ يُطَاعَ فَلَا يُعْصَى، وَأَنْ يُذْكَرَ فَلَا
يُنْسَى، وَأَنْ يُشْكَرَ فَلَا يُكْفَرَ
Allah
itu diibadahi dan tidak dimaksiati, diingat dan tidak dilupakan, bersyukur
kepada-Nya bukan malah kufur atas nikmat-Nya.
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa
Ta’ala yang telah memberikan karunia yang begitu banyak kepada kita, dan
sebesar-besar karunia yang Allah berikan kepada kita adalah kenikmatan Islam
dan iman.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah
kepada Nabi kita, kekasih kita, dan penyejuk hati kita, Muhammad bin
Abdullah shallallahu ‘alaihi wa ‘alihi wa shahbihi. Beliaulah yang menjadi
perantara dari Allah agar kita bisa beribadah kepada Allah, agar kita bisa
memasuki surga dan terjauh dari neraka dengan mengikuti ajarannya dan menjauhi
apa yang dilarangnya.
Kaum muslimin,
jamaah Jumat yang dirahmati Allah.
Di antara nabi yang namanya sering disebut dalam Al-Quran adalah
Nabi Musa ‘alaihis sahalatu was salam. Beliau nabi yang perjalanan
sejarahnya paling sering dikisahkan dalam Al-Quran setelah nabi kita Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam. Sebagian ulama menghitung, nama beliau disebutkan sebanyak
136 kali dalam Al-Quran. Nabi terbaik di kalangan bani Israil, termasuk ulul
azmi, dan bergelar kalimullah (orang yang diajak bicara langsung oleh Allah). (Fabi
Hudahum, Dr. Utsman al-Khamis, hlm. 326).
Beliau
adalah Musa bin Imran, dan masih keturunan Nabi Ya’kub ‘alaihis sahalatu
was salam. Allah tegaskan dalam Al-Quran bahwa beliau termasuk orang yang sangat banyak
mendapatkan ujian kehidupan,
وَفَتَنَّاكَ فُتُونًا
“Dan Kami telah
memberikan cobaan kepadammu dengan berbagai macam cobaan.” (QS. Taha: 40).
Dan inilah yang menjadi rahasia mengapa
sejarah beliau paling sering disebutkan dalam Al-Quran, agar kita bisa
mengambil pelajaran dari perjuangan beliau dan usaha beliau dalam mendakwahkan
kebenaran kepada seluruh umatnya. Dr. Utsman
al-Khamis mengatakan,
تَكَرَّرَ
اِسْمُهُ كَثِيْرًا فِيْ كِتَابِ اللهِ تَعَالَى مُمَا يَدُلُّ عَلَى أَنَّ اللهَ
يُرِيْدُ مِنَّا أَنْ نَتَدَبَرَ أَحْوَالَهُ، وَمَا لَاقَى مِنَ المَشَاق،
وَالتَعَبِ وَالأَذَى وَالفِتْنَةِ
Nama
beliau disebut berulang-ulang dalam kitab Allah (Al-Quran) yang menunjukkan
bahwa Allah menginginkan agar kita selalu merenungkan keadaan beliau, kesulitan
yang beliau jumpai, rasa capek beliau, setiap gangguan dan ujian yang beliau
hadapi. (Fabi Hudahum, Dr. Utsman al-Khamis, hlm. 327).
Kaum muslimin
yang dirahmati oleh Allah
Membahas
seluruh perjalanan hidup Nabi Musa ‘alaihissalam, kisah dan hikmah dari
perjalanan hidup beliau tidak akan cukup kita bahas pada kesempatan yang
singkat ini. Pembahasan kita pada khutbah yang singkat ini hanya sebatas tentang suatu doa, yang pernah
diucapkan oleh Nabi Musa, sebuah doa yang mulia hingga Allah abadikan doa
beliau di dalam Al-Quran. Dalam Al-Quran, Allah menyebutkan beberapa doa yang
dipanjatkan Musa. Doa-doa itu beliau panjatkan dalam setiap kesempatan yang
berbeda. Namun ada satu doa yang sangat menakjubkan, doa yang mengobati sekian
banyak kegelisahan yang dialami oleh Musa,
رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ
فَقِيرٌ
“Ya Tuhanku Sesungguhnya aku sangat
membutuhkan setiap kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.” (QS.
Al-Qashas: 24).
Kita bisa
perhatikan surat al-Qashas, Allah menceritakan Musa dari ayat 3 hingga ayat 43.
Doa ini diucapkan Musa ketika beliau berada di kondisi serba susah. Diliputi
rasa cemas dan ketakutan. Bagi orang awam, keadaan itu mungkin sudah dianggap
puncak ujian, seolah tidak ada lagi harapan untuk hidup.
1.
Firaun menjajah
habis bani Israil.
2.
Membantai
setiap bayi lelaki, dan membiarkan hidup bayi perempuan.
3.
Firaun membuat
lemah setiap sendi kehidupan bani Israil, seolah tidak ada harapan untuk bisa
bangkit memperjuangkan kemerdekaannya.
4.
Allah
perintahkan ibunya Musa untuk melabuhkan anaknya ke sungai.
5.
Musa diasuh
oleh keluarga Firaun. Musa kecil tumbuh di tengah-tengah calon musuhnya.
6.
Setelah besar,
Musa melarikan diri dari kerajaan Firaun. Musa membunuh pengikut Firaun ketika
berusaha membantu lelaki bani Israil yang rebutan air dengan korban.
7.
Musa menjadi
ketakutan di kota Mesir, karena telah membunuh pengikut Firaun. Bahkan datang
seorang informan, bahwa para pemimpin pasukan Firaun telah bersepakat untuk
membunuh Musa.
8.
Musa keluar
mesir dengan penuh ketakutan, beliau berjalan ke arah Madyan.
9.
Di tengah
perjalanan beliau menjumpai dua wanita yang mengantri untuk mengambil air untuk
ternaknya, namun mereka tidak mampu melakukannya. Kemudian dibantu Musa.
Di
saat itulah, Musa merasa sangat membutuhkan pertolongan dan bantuan. Tapi tiada
lagi tempat mengadu, tidak ada keluarga, tidak ada pekerjaan, tidak mungkin
kembali ke Mesir dalam waktu dekat. Di saat itulah, Musa merasa sangat butuh
pertolongan Tuhannya. Di bawah teduh pepohonan, beliau berdoa,
فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ
فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
Musa
memberi minum ternak itu untuk menolong kedua wanita itu, kemudian dia duduk di
tempat yang teduh lalu berdoa: “Ya Tuhanku Sesungguhnya aku sangat membutuhkan
setiap kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku “. (QS. Al-Qashas: 24).
Gayung
pun bersambut, seusai doa Allah hilangkan keresahan Musa, setahap demi setahap.
Datanglah salah satu di antara wanita
yang ditolong Musa, menawarkan kepada Musa agar mampir ke rumahnya. Menemui
ayah sang gadis.
1.
Allah berikan
jaminan keamanan kepada Musa, dengan Allah kumpulkan beliau bersama orang soleh
(ayah si gadis).
2.
Si ayah
menikahkan Musa dengan salah satu putrinya.
3.
Musa
mendapatkan pekerjaan dan tempat tinggal yang aman di kota Madyan.
4.
Musa
mendapatkan tongkat yang akan menjadi mukjizatnya.
5.
Musa diajak oleh
Allah untuk menuju lembah penuh berkah, lembah Thuwa.
6.
Di lembah ini,
Allah berbicara langsung dengan Musa menjadikannya sebagai Nabi.
7.
Musa
mendapatkan banyak Mukjizat untuk melawan Firaun.
8.
Allah
mengangkat saudara Musa, Harun, sebagai Nabi, yang akan membantu Musa dalam
berdakwah.
9.
Allah
memenangkan Musa dan Firaun ditenggelamkan di laut merah.
Kaumu muslimin
jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Anda
bisa perhatikan, kemenangan dan keberhasilan bertubi-tubi Allah berikan kepada
Musa. Yang semua itu dimulai setelah beliau berdoa dengan penuh rasa harap,
merasa fakir di hadapan Allah, memohon agar Allah menurunkan banyak kebaikan
untuknya.
Seperti
itulah di antara adab
dalam berdoa. Berdoa dan memohon kepada Allah, di saat Anda merasa sangat
membutuhkan pertolongan Allah, menjadikan doa mustajab. Karena Anda merasa
sangat dekat dengan Allah. Sehingga doa yang dilantunkan menjadi sangat
berkualitas.
Berbeda
dengan doa yang sifatnya rutinitas. Membaca teks Arab, namun tidak diiringi
kehadiran hati. Hanya sebatas di lisan, tanpa ada perasaan butuh kepada Allah.
Kondisi ini menjadikan doa kita tidak mustajab. Sebagaimana yang dinyatakan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ
بِالإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ
غَافِلٍ لَاهٍ
“Berdoalah
kepada Allah dengan penuh keyakinan akan dikabulkan. Ketahulilah bahwa Allah
tidak akan memperkenankan doa dari seorang hamba yang hatinya lalai.” (HR.
Turmudzi 3479, Hakim dalam al-Mustadrak 1817 dan dihasankan oleh al-Albani).
Mudah-mudahan kisah yang singkat ini bisa kita
ambil hikmahnya, kita mencontoh kesabaran Nabi Musa ‘alaihissalam dalam
menghadapi cobaan, meneladani sikap beliau yang tidak berputus asa kepada
rahmat dan kasih sayang Allah Ta’ala, dan mencontoh doa beliau baik
lafadz doanya ataupun keadaan hati beliau ketika memanjatkan doa. Karena
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ
وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ ۗ أَإِلَٰهٌ مَعَ اللَّهِ
ۚ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ
“Atau
siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa
kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia)
sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat
sedikitlah kamu mengingati-Nya).” (QS. An-Naml: 62)
Allah Subhanahu
wa Ta’ala juga berfirman,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْكَرِيْمِ وَجَعَلَنَا اللهُ مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ
فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِـرُ الله لِيْ
وَلَكُمْ إِنَّهُ
هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah
Kedua:
اَلْحَمْدُ
لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ
عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إله
إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
قَالَ
الله تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
اللهم
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ:
إِنَّ
اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللهم
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، اللهم
بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا
الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ
لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.
رَبَّنَا
ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا
رَبَّيَانَا صِغَارًا.
رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ.
أَقِيْمُوا الصَّلاَةَ.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih jika Anda bersedia memberikan komentar